PRAYA-Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Loteng menyiapkan 65 ribu blangko Kartu Identitas Anak (KIA). ”Kami targetkan tahun ini, 20 persen dari total jumlah anak di Loteng memegang KIA,” kata Kabid Pelayanan dan Pencatatan Sipil Dukcapil Loteng Hj Lale Anys Fajriani pada Lombok Post, Sabtu (16/11) lalu.
Syarat pengurusannya mudah. Cukup datang langsung ke kantor membawa fotokopi kartu keluarga (KK) dan akta kelahiran. Bagi anak yang berusia dibawah lima tahun, tidak perlu menggunakan foto. Sedangkan, diatas lima tahun hingga sebelum 17 tahun wajib menggunakan foto. Kemudian, tidak perlu melakukan perekaman. ”Tahun depan, kami targetkan 100 persen anak di Loteng memegang KIA,” ujarnya.
Kepala Dukcapil Loteng Baiq Anita Nindiana menjelaskan, tujuan dari dibuatkannya dokumen yang satu itu, sebagai identitas anak. Kemudian meminimalisir potensi kasus perdagangan anak hingga eksploitasi anak. Dengan KIA identifikasi anak semakin mudah dan cepat.
Kedepan, KIA juga akan digunakan untuk membuka tabungan bank, hingga pendaftaran sekolah. Untuk itulah, pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh lembaga pendidikan lingkup Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan (Disdik). Harapannya, mereka ikut mensukseskan pembuatan KIA.
Yang diakomodir, anak-anak dari tingkat PAUD/RA, SD/MI hingga SMP/MTs negeri maupun swasta. Untuk Kemenag sebanyak 805 lembaga, terdiri dari 232 raudhatul athfal (RA), 297 madrasah ibtidaiyah (MI) dan 276 madrasah tsanawiyah (MTs). Sedangkan, untuk Disdik 1.538 lembaga. Terdiri dari 771 PAUD/TK, 604 SD dan 163 SMP.
”Jumlah anak, setiap saat bertambah. Kita menyesuaikan saja,” cetus Anita, sembari menunjukkan contoh KIA.
Intinya pemerintah berusaha menyiapkan blangko KIA sesuai kebutuhan. Karena, pengadaannya bukan dari pemerintah pusat, melainkan Dukcapil. Sehingga, berapa pun anak yang lahir, atau anak yang pindah domisili mengikuti orang tua, Dukcapil siap. ”Kami tunggu dan kami siap jemput bola,” tutupnya.(dss/r9)